PHP jilid 2

Nggak cuma dalam kejahatan yang ada korban dan pelaku. Dalam kasus PHP, juga ada korban dan pelaku. Pelaku PHP biasanya cenderung tidak menyadari bahwa dirinya sudah menyebar benih-benih cinta pada korban. Pelaku PHP biasanya hanya menganggap korban sebagai teman baik. Ya, TEMAN BAIK. Tidak lebih. Sedangkan korban PHP biasanya terlalu gede rasa dalam menanggapi sikap manis yang pelaku berikan. Korban PHP biasanya terlalu berharap bahwa suatu saat nanti pelaku akan memberi hatinya untuk dirinya. Korban PHP biasanya sudah terlalu cinta sampai pada saatnya nanti harapannya akan dipatahkan oleh pelaku.

Ketika pelaku PHP menyerang, korban dibuat melambung tinggi. Melayangkan harapannya dan menanggalkan cintanya pada pelaku PHP. Tanpa kepastian apa-apa. Korban biasanya tidak mempermasalahkan ketika pelaku hanya mampir sekali-sekali untuk menjenguk hati korban yang sepi. Akal pikiran korban biasanya mulai digerogoti cinta buta ketika pelaku memberi sedikit basa basi perhatian. Dan biasanya ketika korban sudah berada di puncak rasa cinta, korban akan dihadapkan pada kenyataan bahwa pelaku telah menitipkan cintanya pada seseorang yang lain. Seseorang yang menurut pelaku lebih 'pantas' menjadi penjaga hatinya. Saat itulah korban mulai menyadari bahwa dirinya harus memilih. Memilih bertahan atau meninggalkan. Dan korban sering mendapati dirinya tidak dapat memilih. Terlalu sakit untuk bertahan, tapi terlalu cinta untuk meninggalkan.

Selamat menggalau..