Saturday 14 December 2013

bahasa dan keluarga

Akhir-akhir ini lagi rame pro kontra penghapusan pelajaran bahasa inggris untuk sekolah dasar. Hal itu disebabkan oleh makin minimnya ketertarikan anak pada bahasa daerah. Lah, apakah pelajaran bahasa inggris di sekolah menjadi satu-satunya faktor keterbelakangan bahasa daerah pada generasi muda? Jawaban saya jelas tidak.

Jujur saya heran kenapa kok bahasa inggris harus dihapuskan dari mata pelajaran sekolah dasar. Well, meskipun bahasa inggris akan diberikan di ekstrakulikuler atau semacamnya, tetap saja menurut saya kurang adil, maksud saya apakah ekstrakulikuler itu diwajibkan untuk setiap siswa atau hanya pada siswa yang tertarik saja? Sedangkan pelajaran bahasa inggris perlu dipelajari sejak dini. Ya paling tidak untuk mengenal lah ya.. Biar nggak kaget kalo suatu saat dosen di kampus ngajar dengan slide penuh bahasa inggris. Belum lagi, banyak buku berkualitas dan jurnal-jurnal yang menggunakan bahasa inggris. Plis ya, kalo nggak kenal bahasa inggris itu bakal merugikan generasi muda. Nggak semua anak memiliki kesempatan untuk les bahasa inggris kan..

Nah menurut saya, pelajaran bahasa inggris di sekolah dasar hanya 'sedikit' berpengaruh pada ketidaktertarikan generasi muda pada bahasa daerah. Ya kalo emang berpengaruh besar, kenapa banyak sekolah berlomba-lomba menjadi sekolah internasional atau RSBI lah yaaa.. Kenapa? Padahal sekolah macem gitu kan malah menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa pengantar. Nah, poin ketertarikan generasi muda pada bahasa apapun, entah bahasa inggris, bahasa indonesia, bahasa daerah, atau bahasa yang lain itu seharusnya ada pada keluarga. Ada pada rumah. Apa yang diajarkan di rumah ya itu yang membentuk karakter anak, selain lingkungan loh. Misalnya nih, saya jago bahasa inggris, saya sekolah di sekolah internasional dan tiap hari ngomong pake bahasa inggris di sekolah, tapi di rumah saya biasa menggunakan bahasa jawa, apalagi kalo di rumah nenek di desa, harus menggunakan bahasa jawa halus. Kira-kira saya bisa lupa bahasa jawa nggak? Jelas enggak, soalnya di rumah saya selalu dibiasakan menggunakan bahasa jawa toh.

Sebenarnya, yang harus diperbarui bukan dihapusnya bahasa inggris dari mata pelajaran sekolah dasar, tapi mindset orangtua. Orangtua jaman sekarang lebih bangga anaknya ngomong bahasa inggris kan daripada bahasa daerah? Orangtua jaman sekarang lebih bangga kan kalo anaknya sekolah di sekolah internasional dan bahkan luar negeri? Udah ngerti maksud saya? Jadi plis ya, bukan sekolah yang salah. Sekolah memang sarana pendidikan dan pembentukan karakter, tapiiiii sekolah terbaik adalah rumah.

Jadi, tetep lah ya kita harus berpikir global tanpa melupakan yang lokal. Kita nggak bisa jadi besar sebelum memulai dari yang kecil. Dan hai para orangtua, jangan memasrahkan anak kalian pada sekolah. Orangtua yang paling bertanggungjawab atas pendidikan dan karakter anak loooh.. Jangan kebanyakan kerja, kasian anaknya.. Heheheheee...

3 comments:

  1. nah ini saya setuju kak (soalnya calon guru bahasa Inggris) heran kenapa di SD justru dihapuskan, padahal anak diumur segitu kan lagi gampang2nya nyerap sesuatu yang baru, nah kalo udah di smp mau belajar inggris pasti kesulitan, padahal bahasa Inggris biasanya jadi bahan pertimbangan kalo kita ngelamar kerja, belajar bahasa asing g membuat orang lupa bahasa induknya kok, tinggal kita dan orang tuanya aja

    ReplyDelete
  2. Aku lebih suka mereka belajar bahasa daerah dan bahasa indonesia dengan baik, ngapain grammar bahasa inggris dibagusin, nulis pake bahasa indonesia berantakan?

    www.msmahadewi.com/2013/12/birthday-giveaway-hbdmsmahadewi.html

    ReplyDelete
  3. Penghapusan serta Pengurangan jampel mapel Bahasa Inggris adalah POLA PIKIR MUNDUR. Bukan kemajuan namun KEMUNDURAN. Kalau bisa dikerjakan keduanya dengan opsi menambahkan jam pelajaran di sekolah, kenapa harus dihapuskan/dikurangi jam pelajaran Bahasa Inggrisnya.

    ReplyDelete