Hai kamu, sang penikmat cemburu
Sudahkah kau hirup aroma kasih dari dia yang tak kau miliki?
Sudahkah kau cicip manis rasa sayang di pucuk hati?
Sudahkah kau sesap sesal hati melihat dia pergi?
Hai kamu, sang penikmat cemburu
Cinta yang kau miliki ini tak lebih harum dari kopi yang kuseduh setiap pagi
Sayang yang kau pelihara tak lebih indah dari kuntum mawar putih yang biasa kupetik
Namun mengapa rasanya sepahit kopi, dan sesakit tertusuk duri mawar putih?
Aku haru.. Aku meragu..
Hai kamu, sang penikmat cemburu
Bukankah rasamu lebih lelah dari berlarian di musim panas?
Bukankan lukamu lebih menganga dari korban baku hantam?
Bukankah hatimu lebih penat dari riuh jalanan kota?
Lalu mengapa kau masih memilih bertahan?
Hai kamu, sang penikmat cemburu
Entah..
Tak menahu aku tentang kebenaran cinta
Tak menahu aku tentang cinta buta
Entah..
Yang kulihat kini kau sakit
Yang kulihat kini kau perih
Yang kulihat kini kau (masih) tak ingin pergi
hai penikmat cemburu.
ReplyDeleteadakah lelah kau rasa selama ini?
hai bocil, apakau kau salah satu dari penikmat cemburu?
DeleteHai penikmat cemburu. Masih sehat? (Komen ga berkualitas)
ReplyDeletemasih setia jadi pengagum rahasia wil?
ReplyDeletebukan aku om yang jadi pengagum rahasia..aku yang dikagumi*loh
Deletehai penikmat cemburu, sudahkah kau menguras jamban? kan cemburu itu menguras jamban *salah fokus*
ReplyDelete-_____-"
DeleteSang penikmat cemburu pun membaca, *jleb* *nusuk perut pake piso tumpul*
ReplyDeleteyaaaah...ga nembus dong kalo tumpul...tapi tetep sakit T T
Deletehai penikmat cemburu, sudahi lah cemburumu itu dan rengkuhlah aku ke tulang rusukmu.
ReplyDeletewuiiiik... jleb!
Deletehai penikmat cemburu, sudahkah kamu ngupil hari ini ? hah belum ?
ReplyDeleteoke comment gue abaikan aja ._.
hai penikmat cemburu, sudahkah kamu cemburu hari ini? sampai kapan kamu akan selalu cemburu?
ReplyDeletesampai yakin kalo kamu bisa bahagia bersamanya *tsaaaahhh
Deletehai penikmat cemburu, sadarkah jika kau meninggalkannya membuat umurmu panjang?
ReplyDeletehah?*aku ga paham*
DeleteHai penikmat cemburu, bergegaslah! Kamu tau, kamu juga bisa miliki dia -_____-
ReplyDeletePenikmat cemburu, sudahkah membakar resah menjadi sekeping bijaksana meski berdarah?
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteHai Wiland membaca puisi kamu di atas ini kok aku jadi merasa sebagai penikmat cemburu itu.. hmm saya suka diksinya.. baru tahu kalau Wiland pintar memainkan kata.. ajarin dunk heher
ReplyDeletehehehehee..ah ga bagus2 banget kok zhie.. makasih btw
Deletekarena penikmat cemburu hanya bisa ikut tersayat untuk setiap luka dari dia yang tak bisa dimiliki
ReplyDeletewuenaaaak :D
*langsung ngetwit*
DeleteHai penikmatan cemburu, udah mending sama aku aja.
ReplyDeletengooook
Delete