Monday 10 September 2012

standar hidup

Apa sih tujuan dibuatnya standarisasi?
Biar kita bisa melakukan evaluasi.

Apa sih tujuan adanya evaluasi?
Biar kita bisa lebih baik di kesempatan berikutnya.

Kata dosen saya sih, kita harus punya standar terhadap segala sesuatu yang kita lakukan. Kita harus punya standar buat segala sesuatu yang akan kita peroleh. Dan saya setuju banget sama dosen saya yang unyu ini. Hidup harus punya standar. Lah kalo nggak punya standar ya kita nggak bakal maju. Kalo buat saya, nggak punya standar rasanya sama kayak nggak punya cita-cita. Nggak punya tujuan. Hasilnya? Ya kita nerima aja apa yang ada dihadapan kita, dan nggak pernah berusaha untuk menjadi lebih baik lagi. 'Buat apa? Segini aja udah cukup. Disyukuri aja lah..'. Kalo kita mikirnya kayak gitu terus ya kapan kita suksesnya???

Kalo udah ada standar, berikutnya yang harus kita lakukan adalah mengevaluasi. Mengevaluasi apa yang udah kita capai dan kita bandingkan dengan standar kita. Kalo masih di bawah standar ya kita cari tau apa yang membuat sesuatu itu di bawah standar. Next time diperbaiki. Kalo udah di atas standar ya bagus. Tapi tetep evaluasi. Evaluasi apa yang bikin sesuatu itu si atas standar. Terus berikutnya naikin standarnya.

Kata orang, kalo cinta itu nggak punya alasan. Harusnya nggak berstandar. Tapi kalo saya bilang sih, cinta juga berstandar. Karena setiap orang punya cara sendiri-sendiri dalam mencintai. Tinggal kitanya aja yang lebih cocok dengan cara mencintai yang seperti apa. Lebih bagus lagi kalo kita sama pasangan bisa melebur cara mencinta yang berbeda. Mencari pendamping hidup juga butuh standarisasi. Eits, kalo ada yang bilang 'Saya nggak netapin kriteria apapun buat pendamping hidup saya. Yang penting cinta.'. Lah 'yang penting cinta' itu juga namanya standarisasi. Hehehehee...

Dengan adanya 'standar' di setiap kita, bukan tidak mungkin kalo kita akan mengalami penolakan. Penolakan cinta, penolakan lamaran kerja, penolakan sekolah, atau penolakan-penolakan lain. Karena setiap kita mempunyai standar. Mungkin karena kekurangan kita, atau bahkan kita yang terlalu berlebihan. Kata dosen saya yang unyu, kalo kita ditolak bukan berarti kita kurang, tapi mungkin kita hanya tidak sesuai standar.

Dalam kehidupan kita harus senantiasa berada pada standar atau bahkan menaikkan standar. Tapi ada kalanya kita harus menurunkan standar kita supaya kita bisa 'diterima' dilingkungan yang standarnya mungkin lebih rendah dari kita. Bukan cuma kita kan yang hidup di dunia ini? Kita mahluk sosial, saling membutuhkan, dan saling mencocokkan standar satu sama lain.

2 comments:

  1. wil wil wil,,,, aku req. ceprpennya,,, hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waduh har, novel buatanku masih belom layak baca.. Heheheheee....

      Delete